BAGAIMANA format Liga 1 pada musim depan? Hingga kini belum pasti. Untuk musim lalu, kompetisi tertinggi di Indonesia itu memang menggunakan format satu wilayah.
Namun belakangan ini, Liga 1 dengan sistem dua wilayah sempat mencuat. Adalah tim degradasi, Semen Padang yang pertama mengungkapkan.
"Harapan dan peluang bertahan di Liga 1 itu tentu masih ada. Untuk itu kami berharap doa dan dukungan dari Ranah Minang karena kami akan melakukan komunikasi dengan pihak LIB dan PSSI," ujar CEO PT Kabau Sirah Semen Padang (KSSP), Iskandar Z Lubis, seperti dilansir Bola.com, (12/11/2017)
Harapan kubu Semen Padang tersebut memang sulit terjadi. Sebab, kompetisi sudah menentukan siapa yang menjadi peserta Liga 1 dan Liga 2. Tinggal Liga 3 yang saat ini sedang melakoni putaran 32 besar.
Pendukung tim berjuluk Kabau Sirah itu memang patut tetap berharap. Sebab, PT Liga Indonesia Baru (LIB), sebagai pengelola kompetisi, yang sering inkonsisten dengan keputusannya. Salah satunya adalah soal kuota pemain usia dibawah 23 tahun di Liga 1 musim lalu, sempat berubah di pertengahan musim.
Sikap berubah-ubah pengelola liga itu membuat format Liga 1 musim depan bisa saja berubah. Apalagi mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan klub mengarungi Liga 1. Dengan format satu wilayah, satu klub dipastikan membutuhkan biaya besar untuk mengarungi kompetisi ini.
Kebutuhan dana cukup besar itu sudah dikeluhkan PSIS Semarang. Manajer Yoyok Sukawi mengungkapkan, timnya membutuhkan dana dua kali atau tiga kali lipat dibanding ketika masih berkompetisi di Liga 2.
"Dua kali lipatnya lah butuhnya itu, atau bahkan bisa sampai tiga kali lipat. Kami harus sudah bergerak untuk bisa mendapatkan anggaran yang cukup agar kami tetap bertahan di Liga 1," ungkap Yoyok Sukawi, seperti dilansir jpnn.com, Jumat (1/12/2017).
Selain gaji pemain, pengeluaran yang paling besar tentu biaya perjalanan dan akomodasi ketika melakoni laga tandang. Bisa dibayangkan, ketika PSMS Medan, yang berada di ujung Sumatera, harus bertandang ke kandang Persipura di Papua. Para pemain Medan harus transit ke Jakarta dan Makassar, sebelum sampai di Jayapura. Begitu juga sebaliknya.
Dengan format dua wilayah, kompetisi juga akan lebih singkat. Bila satu wilayah terdiri dari 12 peserta, maka setiap tim hanya melakoni 22 pertandingan. Setelah itu, lolos ke babak selanjutnya, apakah delapan besar atau empat besar. Biaya yang dikeluarkan tim pun lebih irit.
Jadi bukan tidak mungkin Liga 1 musim depan akan dibagi dua wilayah. (*)
sumber : bola.net